Muwaddaah 2016, dari Art Performance Hingga Wafiq Azizah










Mbak…
Jangan Pergi…”


“Mbak,
jangan tinggalkan kita sendiri tanpa Mbak di sini….”





            Ada apa sih, kenapa ada adegan
tangis-menangis di MA NU Banat? Ini bukan drama tragedi, tapi ialah Muwaddah
Kelas XII Tahun pelajaran 2015/2016. Agenda tahunan yang selalu hadir sebelum
pelepasan kelas XII ini diadakan pada hari Rabu, 4 Mei 2016 lalu. Tentunya ada
special performances dari kelas XII yang tampil lebih fresh dan berbeda dengan
tahun-tahun sebelumnya. 












            Salah satu peserta didik kelas XII,
Shofriya Qonitatin A, menjelaskan bahwa konsep penampilan kelas XII untuk tahun
ini jauh berbeda dengan tahun lalu. Jikalau tahun lalu masing-masing kelas
menampilkan performance, dan untuk tahun ini, hanya ada satu performance yang
merupakan gabungan ide serta kreatifitas dari seluruh peserta didik kelas XII.
Mengangkat konsep drama kolosal yang menggabungkan seni drama, seni musik, seni tari, juga paduan suara membuat acara ini tampil sangat menarik. Dalam drama kolosal ini mengusung cerita tentang seorang anak bernama Ulya yang harus merasakan suka duka belajar di MA NU Banat Kudus. W
alaupun ia berprestasi di bidang non akademik, Ulya sempat menerima amarah ayahnya yang menghendakinya untuk pintar di akademik dan agama juga. Dan di akhir cerita, Ulya menjadi siswi terbaik dengan nilai ujian nasional terbaik di MA NU Banat. Sebagai penutup performance, paduan suara menyanyikan lagu flashlight yang diikuti oleh seluruh siswi baik kelas X, kelas XI, juga kelas XII.







            Tak hanya itu. Muwaddah 2015/2016 ini juga menghadirkan Ibu Hj. Wafiq Azizah yang membawakan beberapa lagu serta sholawat. Bahkan, beberapa dari teman kita juga berkesempatan untuk manggung bareng Wafiq Azizah.







            Drs. H. Suudi, selaku Kasi MAPENDA Kemenag Kab. Kudus yang turut diundang dalam kesempatan itu mengungkapkan dalam sambutannya bahwa beliau sangat mendukung acara ini dan berpesan agar kita tak boleh melupakan jasa orang-orang terdekat kita, terutama ibu. Juga jasa Bapak Ibu guru kita yang telah mendidik dan mengajar dengan penuh kasih sayang hingga perpisahan ini tiba.






(kai/red)

            

       

Komentar