PERINGATAN HARI SANTRI NASIONAL V 


MA NU BANAT KUDUS


"Santri Indonesia untuk Perdamaian Dunia"


22 Oktober 2019 M/ 23 Shafar 1441 H





       Selasa, 22 Oktober 2019 MA NU Banat Kudus memperingati hari santri nasional yang ke V. Peringatan hari santri pada kali ini mengangkat tema " Santri Indonesia untuk Perdamaian Dunia".





       Peringatan hari santri diawali dengan apel hari santri yang diikuti oleh seluruh santri dan guru serta staf karyawan MA NU Banat Kudus. Pada apel ini terdapat pembacaan teks resolusi jihad serta terdapat pembacaan janji santri yang diikuti oleh seluruh santri. Amanat pada apel hari santri dibacakan oleh Bp. Moh. Said M.Pd.I sebagai pembina apel. Setelah itu menyanyikan lagu hari santri oleh paduan suara MA NU Banat Kudus yang diikuti oleh seluruh peserta apel. Apel hari santri ditutup oleh do'a dan dilanjutkan menyanyikan lagu Syubbanul Wathon oleh seluruh peserta apel.








 Apel hari santri








 Pemimpin pasukan







Amanat pembina apel






       Setelah apel hari santri dilanjutkan dengan acara inti yaitu peringatan hari santri nasional yang ke V. Acara ini dibuka dengan dendangan sholawat dari rebana Ar Rahma. Dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-Qur'an dan sholawat kemudian pembacaan tahlil dan do'a oleh Bp. Ahmad Manshur S.Pd.I. Acara selanjutnya adalah pembacaan Al Barjanji oleh grub rebana Ar Rahma dan dilanjutkan do'a al barjanji oleh Ibu Zuhrotul Umniyah S.Pd.I. Selanjutnya sambutan kepala madrasah yang diwakili oleh Bp. Shohibul Huda S.Pd.I.






 Pembacaan tahlil dan do'a







 Sambutan wakil kepala madrasah






 Pembacaan Al Barjanji


 




       Kemudian mauidloh hasanah yang disampaikan oleh Bp. Dr. H. Jamal Makmur, MA. Salah satunya beliau menyampaikan cara agar seorang santri dapat menjadi pelaku pada era masa kini di mana cara tersebut menjadikan santri berperan aktif dan tidak hanya menjadi objek atau sasaran.


Diantaranya yaitu santi harus menguasai kitab kuning, santri harus menguasai bahasa Arab dan bahasa Inggris, santri harus menguasai teknologi dan memanfaatkannya untuk hal positif, santri harus mempunyai karater keindonesiaan (nasionalisme), dan santri masa depan adalah santri yang berpihak pada kebenaran. Acara ini sekaligus ditutup beliau dengan pembacaan do'a.







Mauidloh hasanah

      

     

      

Komentar